1. Pendahuluan[kembali]
BCD Adder adalah rangkaian yang dirancang khusus untuk menjumlahkan dua angka BCD 4-bit, dan secara otomatis memperbaiki hasil jika lebih dari 9. Koreksi dilakukan dengan menambahkan nilai 6 (0110) ke hasil biner yang melebihi 9, sehingga hasil akhir kembali menjadi angka desimal yang valid dalam format BCD. Proses ini juga menghasilkan carry (pembawa) ke digit berikutnya jika terjadi kelebihan (overflow).
Dengan adanya BCD Adder, sistem digital dapat mengolah angka biner dan tetap menampilkannya dalam bentuk desimal yang akurat dan dapat dibaca oleh manusia. Pada praktikum ini, perancangan BCD Adder bertujuan untuk memahami proses penjumlahan desimal dalam bentuk logika digital serta menerapkan IC 7483 dan logika korektif secara
2. Tujuan[kembali]
- Mempelajari prinsip kerja BCD Adder, termasuk cara menangani hasil penjumlahan yang tidak valid dalam format BCD.
- Mendesain dan mensimulasikan rangkaian BCD Adder menggunakan IC 7483 (4-bit binary adder) serta logika koreksi penjumlahan (add-6) agar hasil tetap dalam format BCD yang valid.
- Mengidentifikasi kondisi overflow (hasil > 9) dari hasil penjumlahan dua digit BCD, dan menerapkan koreksi yang tepat secara logika.
- Menggunakan perangkat lunak Proteus untuk memodelkan dan mensimulasikan rangkaian BCD Adder secara visual dan interaktif.
- Mengembangkan keterampilan merancang sistem aritmatika digital, khususnya dalam penerapan logika kombinasi untuk pengolahan angka desimal
3. Alat dan Bahan[kembali]
- IC 7483
- Gerbang AND
- Gerbang OR
- NOT
- NOR
Jenis kedua adalah gerbang OR. Sama seperti gerbang sebelumnya, gerbang ini juga memerlukan dua input untuk menghasilkan satu output. Gerbang OR ini akan menghasilkan output 1 jika semua atau salah satu input merupakan bilangan biner 1. Sedangkan output akan menghasilkan 0 jika semua inputnya adalah bilangan biner 0.
4. Dasar Teori[kembali]
Sebagai contoh, mari kita jumlahkan dua digit BCD terbesar dengan adanya sebuah
input carry: 9 + 9 + 1 = 19.
Dalam BCD: 9 direpresentasikan sebagai
1001
.Penjumlahan Biner Standar:
1001
(9) +1001
(9) +0001
(carry) =10011
(19 dalam biner).Hasil yang Diharapkan dalam BCD: Hasil BCD untuk 19 seharusnya adalah
0001 1001
, yang merepresentasikan dua digit desimal '1' dan '9'.
Terlihat jelas bahwa hasil penjumlahan biner 10011
tidak valid dalam sistem BCD, karena BCD hanya mengenal kode hingga 1001
. Masalah ini terjadi setiap kali hasil penjumlahan biner dari dua digit BCD (ditambah kemungkinan carry) menghasilkan nilai yang lebih besar dari 9
Solusi: Koreksi dengan Penambahan Angka 6
Untuk mengatasi masalah ini, sebuah langkah koreksi diperlukan. Solusinya adalah dengan
menambahkan nilai 6 (0110
dalam biner) ke hasil penjumlahan biner awal jika hasilnya tidak valid (lebih besar dari 9).
Penambahan 0110
ini berfungsi untuk "melompati" enam kombinasi 4-bit yang tidak digunakan dalam BCD (1010
hingga 1111
) dan secara otomatis menghasilkan carry yang benar untuk digit BCD berikutnya, sehingga sisa 4-bitnya menjadi representasi BCD yang benar.
Logika Koreksi: Kapan Penambahan 6 Diperlukan?
Rangkaian harus dapat mendeteksi kapan koreksi ini diperlukan. Kondisi untuk melakukan koreksi (+6) ditentukan oleh ekspresi Boolean berikut, di mana Z adalah output dari penjumlah biner awal dan K adalah carry-out-nya:
Penjelasan dari setiap bagian ekspresi ini adalah:
K = 1: Koreksi diperlukan jika penjumlah biner awal menghasilkan carry-out (K=1). Ini terjadi untuk hasil desimal 16, 17, 18, dan 19.
: Koreksi diperlukan jika bit Z3 dan Z2 dari hasil biner sama-sama '1'. Ini mencakup hasil desimal 12, 13, 14, dan 15.
: Koreksi diperlukan jika bit Z3 dan Z1 sama-sama '1'. Ini mencakup hasil desimal 10 dan 11.
Jika salah satu dari ketiga kondisi di atas terpenuhi, maka sinyal koreksi C
akan menjadi '1', yang memicu penambahan 0110
.
Struktur dan Implementasi Perangkat Keras BCD Adder Satu Digit
Sebuah BCD adder untuk satu digit BCD dapat dibangun menggunakan dua buah penjumlah biner 4-bit (4-Bit Binary Adder) dan beberapa gerbang logika tambahan untuk mengimplementasikan logika koreksi.
Blok 1 - Penjumlah Biner Pertama:
Blok ini menerima dua digit BCD 4-bit (misalnya Digit-1 dan Digit-2) beserta sebuah
input carry dari tahap sebelumnya.
Ia melakukan penjumlahan biner standar dan menghasilkan output 4-bit sementara (
Z3Z2Z1Z0) dan sebuah carry-out (K).
Blok 2 - Logika Koreksi:
Blok ini terdiri dari gerbang AND dan OR yang mengimplementasikan ekspresi Boolean
.
Inputnya adalah carry-out K dan bit-bit Z dari penjumlah pertama.
Outputnya adalah sinyal
C
(Carry) tunggal. Sinyal ini menjadi output carry akhir untuk seluruh digit BCD dan juga menentukan apakah koreksi diperlukan.
Blok 3 - Penjumlah Biner Kedua:
Blok ini bertugas untuk melakukan koreksi.
Input pertamanya adalah hasil biner sementara (Z3Z2Z1Z0) dari penjumlah pertama.
Input keduanya adalah
0110
atau0000
. Jika sinyalC
dari logika koreksi adalah '1', maka0110
yang akan ditambahkan. JikaC
adalah '0', maka0000
yang ditambahkan (tidak ada koreksi).Output dari penjumlah kedua ini adalah hasil akhir 4-bit yang sudah benar dalam format BCD (S3S2S1S0).
Penjumlahan BCD Multi-Digit
Untuk menjumlahkan bilangan desimal yang memiliki lebih dari satu digit (misalnya, menjumlahkan 315 dengan 478), rangkaian BCD adder satu digit dihubungkan secara berjenjang (
cascade). Sebuah penjumlah untuk n-digit BCD memerlukan n buah BCD adder satu digit.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.22,
output carry (C
) dari BCD adder untuk digit yang kurang signifikan (Least Significant Digit - LSD) dihubungkan ke input carry (Cin
) dari BCD adder untuk digit berikutnya yang lebih signifikan.
Most Significant Digit - MSD).
Implementasi dengan IC Keluarga TTL
Rangkaian BCD adder ini dapat dibangun menggunakan IC (Integrated Circuit) standar dari keluarga TTL. Untuk merancang sebuah penjumlah BCD dua digit, IC yang dapat digunakan antara lain:
IC 7483: Sebagai penjumlah biner 4-bit.
IC 7408: Berisi empat gerbang AND 2-input.
IC 7432: Berisi empat gerbang OR 2-input. Untuk membuat gerbang OR 3-input yang diperlukan oleh logika koreksi, dua buah gerbang OR 2-input dapat dihubungkan secara berjenjang.
Soal Pilihan Ganda
0110
) dari hasil biner0110
) ke hasil biner
5. Percobaan[kembali]
a). Prosedur
- Mempersiapkan Alat beserta Bahan seperti yang telah tertera pada Sub Bab Alat dan Bahan di atas
- Merangkai Rangkaian
- Pada Rangkaian disambungkan input berupa gelombang pulsa agar dapat melihat bagaimana perbedaan respons gelombang input dan outputnya.
- Amatilah nilai input dan output dengan menyesuaikannya dengan rumus yang ada,
b). Rangkaian simulasi dan Prinsip kerja
Fig. 7.28
Fig 7.29
a) Prosedur[kembali]
- Percobaan
- Siapkan segala komponen yang di butuhkan
- Susun rangkaian sesuai panduan
- Sambungkan rangkaian dengan baterai untuk sumber tenaga
- Hidupkan rangkaian
- Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.
- Gambar Rangkaian
1). Rangkaian 7.65(a)
b) Rangkaian Simulasi [kembali]
a. Rangkaian Practical Application 1
Prinsip Kerja : Sinyal masukan Vi diberikan ke gate dari MOSFET tipe N-channel (2N3819). Gate MOSFET ini dihubungkan langsung ke sinyal masukan. MOSFET bertindak sebagai perangkat yang dikendalikan oleh tegangan untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Ketika tegangan masukan Vi diterapkan ke gate MOSFET, tegangan ini mengendalikan arus yang mengalir dari drain ke source (S). Source MOSFET dihubungkan ke ground, sedangkan drain dihubungkan ke resistor umpan balik (RF) dan ke input inverting dari op-amp. Op-amp U2 beroperasi dalam konfigurasi penguat inverting. Input inverting op-amp dihubungkan ke drain MOSFET Q1 melalui resistor umpan balik (RF) sebesar 10k ohm. Input non-inverting op-amp dihubungkan ke ground, sehingga tegangan referensinya adalah 0V. Tegangan keluaran dari op-amp adalah Vo. Resistor RF sebesar 10k ohm menentukan penguatan dari rangkaian op-amp.
b. Rangkaian Practical Application 2
Prinsip Kerja : Ketika daya diterapkan ke rangkaian melalui sumber +9V dan +16V, arus mengalir melalui R2 ke gerbang transistor Q1, mengatur kondisi awal untuk operasi. Potensiometer RV1 memungkinkan penyesuaian tegangan pada gerbang Q1, yang akan mempengaruhi seberapa banyak arus yang mengalir dari sumber ke drain di Q1. Aliran arus ini melalui Q1 akan mempengaruhi operasi transistor Q2 dengan mengubah tegangan gerbangnya. Transistor Q2 bertindak sebagai penguat atau saklar tergantung pada biasing yang diberikan oleh operasi Q1. Kapasitor C1 mungkin digunakan untuk tujuan penyaringan atau pengaturan waktu dalam konfigurasi ini. Simbol LED menunjukkan bahwa ada umpan balik visual dari rangkaian ini; LED akan menyala ketika arus mengalir melaluinya dengan benar.
c. Rangkaian Practical Application 3
Prinsip Kerja : Rangkaian ini terdiri dari sebuah fotodioda, resistor dengan nilai 10k ohm, dan kapasitor dengan nilai 1nF. Fotodioda dihubungkan dalam bias terbalik, yang berarti akan menghantarkan arus ketika terkena cahaya. Ketika terkena cahaya, fotodioda akan menghantarkan arus listrik. pada resistor Arus yang mengalir melalui fotodioda akan melewati resistor. Nilai resistor ini menentukan seberapa cepat kapasitor akan terisi. Kapasitor akan terisi muatan listrik seiring dengan arus yang mengalir melalui resistor. Prinsip kerja rangkaian ini sering digunakan dalam aplikasi praktis seperti sistem kontrol kecerahan otomatis atau sensor optik. Ketika intensitas cahaya meningkat, fotodioda akan menghantarkan lebih banyak arus, yang menyebabkan kapasitor terisi lebih cepat. Waktu pengisian kapasitor ini dapat digunakan sebagai indikator intensitas cahaya yang mengenai fotodioda.
d. Rangkaian Practical Application 4
c) Video Simulasi [kembali]
1. rangkaian 1
6. Download File[kembali]
File datasheet resistor klik disini
File datasheet potensiometer klik disini
File datasheet relay klik disini
File datasheet kapasitor klik disini
File datasheet n channel mosfet klik disini
File datasheet jfet klik disini
File datasheet lampu klik disini
File datasheet button klik disini
File datasheet photodiode klik disini
Rangkaian Practical Application klik disini
Komentar
Posting Komentar